Selasa, 25 Agustus 2015


Gejolak ekonomi global menyebabkan rupiah mengalami pelemahan. Kini, nilai rupiah terhadap USD 1 mencapai Rp 14.000.

Tak hanya melemahkan ekonomi nasional, melemahnya nilai rupiah juga bisa menyebabkan rencana strategis (renstra) untuk memperbaharui alat utama sistem senjata (alutsista). Pemerintah dengan terpaksa melakukan pemotongan anggaran pertahanan.

Senin, 24 Agustus 2015

Ledakan Guncang Depo Militer AS di Jepang



Sumber gamabr YouTube Ledakan memicu kebakaran di gudang di sebuah depo militer AS di dekat Tokyo, Senin (24/8/2015) pagi.

Ledakan mengguncang gudang sebuah depo militer AS di dekat Tokyo, Senin (24/8/2015) pagi, kata sejumlah pejabat Jepang dan Pentagon. Ledakan tersebut memicu kebakaran tetapi tidak menimbulkan korban cedera.

Ledakan terjadi di sebuah bangunan di Depo Umum Sagami Militer AS di kota Sagamihara, sekitar 40 kilometer di barat daya ibukota Jepang.

Rekaman video yang diambil seorang perempuan lokal menunjukkan percikan api besar seperti kembang api muncul dari sebuah bangunan dan menerangi langit malam. Perempuan itu mengatakan kepada televisi NHK bahwa sejumlah ledakan yang menggelegar terdengar berulang kali selama 10 sampai 15 menit. "Percikan api berwana oranye membubung cukup tinggi. Saya tidak bisa melihat asap tetapi mencium bau seperti mesiu," katanya kepada NHK.

Tanyangan video yang diambil dari udara yang dibuat NHK sekitar sejam setelah api muncul menunjukkan tidak ada lagi api yang berkobar di luar gedung itu, walau api kecil masih terlihat di dalam lewat atapnya yang terbakar.

Para petugas pemadam kebakaran Jepang dan Amerika awalnya menahan diri untuk memadamkan api karena masih ingin tahu apa isi bangunan tersebut. Api mati sendiri sekitar enam jam setelah ledakan terjadi pada sekitar pukul 01.00 waktu setempat (atau Minggu pukul 23.00 WIB).

Rekaman yang diambil televisi pada siang hari menunjukkan bagian atap gudang yang terbakar dan logam yang menghitam. "Kami berkoordinasi dengan unit pemadaman AS, dan tidak menyemprotkan air karena kami menunggu informasi terkait dengan apa yang ada di dalam," kata seorang petugas di biro pemadaman api Sagamihara kepada AFP. "Kami kemudian mengetahui bahwa gudang itu menyimpan berbagai hal termasuk tangki oksigen. Tetapi rincian tepatnya belum jelas," tambahnya.

Seorang Juru Bicara Angkatan Laut AS, Komandan Bill Urban, mengatakan depo itu tidak menyimpan amunisi atau bahan radiologi. "Gudang itu tidak dibangun sebagai fasilitas penyimpanan bahan berbahaya sebagaimana dikatakan beberapa laporan. Kami masih dalam proses untuk mengetahui isi dari gudang itu," katanya.

Penyebab ledakan sedang diselidiki oleh pihak Amerika, kata petugas pemadaman Sagamihara. Petugas pemadaman kota itu telah mengerahkan 13 mobil pemadam kebakaran dan sejumlah kendaraan lain ke lokasi. Para petugas pemadam kebakaran telah menyelidiki daerah sekitar gudang dan tidak melihat ada kerusakan fisik pada bangunan di dekatnya atau pun asap beracun. Petugas pemadaman kebakaran juga belum menerima adanya laporan tentang korban luka.

Washington, yang selama 70 tahun telah menjadi penjamin keamanan Jepang, memiliki 47.000 tentara yang ditempatkan di negara itu sebagai bagian dari aliansi pertahanan.


Refrensi: Kompas

Senin, 19 Januari 2015

Rusia Harap Sukhoi Su-35 Lengkapi Armada Pesawat Tempur Indonesia
Wikipedia.org
Sukhoi su 35
Senin, 19 Januari 2015 | 17:26 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Duta Besar Rusia untuk Indonesia Mikhail Galuzin mengatakan, Rusia berharap Indonesia menyetujui pembelian pesawat tempur Sukhoi jenis Su-35 untuk memperkuat pertahanan udara dalam negeri.
"Kami berharap kesepakatan pembelian Su-35 bisa terjadi. Kerja sama militer antara kedua negara sudah berlangsung sejak lama dan kami ingin bisa terus berlanjut," ujar Galuzin di kediaman Duta Besar Rusia, Jakarta, Senin (19/1/2015).
Dia menambahkan, Rusia selalu siap jika memang nantinya Indonesia sepakat untuk membeli Su-35 demi menambah unit pesawat tempurnya.
Sebelumnya, Panglima TNI Jenderal Moeldoko tertarik mendatangkan pesawat tempur Sukhoi Su-35 untuk peremajaan armada tempur. Selain Sukhoi, Moeldoko juga mempertimbangkan JAS-39 Gripen (dari Swedia) dan F-16 Block 52+ Fighting Falcon (dari Amerika Serikat).
Kebutuhan akan pesawat-pesawat ini disebabkan pesawat F-5E/F Tiger II yang sekarang tergabung di Skuadron Udara 14 harus "pensiun" karena usia. Moeldoko sendiri mengatakan bahwa selain faktor teknis, faktor politik juga menentukan dalam memutuskan pembelian pesawat tempur tersebut.
Su-35 sendiri merupakan pesawat tempur generasi 4,5 buatan Komsomolsk-on-Amur Aircraft Production Association. Jika pembelian jadi dilakukan, Su-35 akan melengkapi jajaran Sukhoi yang sudah dimiliki TNI sebelumnya.
Jenis Sukhoi yang sudah dioperasikan oleh TNI AU adalah Su-27 dan Su-30. Su-27 masuk dalam Skuadron Udara 11 yang berpangkalan di Pangkalan Udara Utama Hasanuddin, Makassar.
Sementara itu, menurut Galuzin, Pemerintah Rusia menganggap Indonesia adalah negara penting untuk kerja sama pengembangan ekonomi dan militer.
"Rusia melihat masih banyak bentuk kerja sama yang bisa dilakukan dengan Indonesia, seperti di bidang konstruksi, militer. Bahkan, jika Indonesia berkenan, kami juga siap membantu pengembangan energi nuklir untuk tujuan damai," ujar Galuzin.
Pada 2015, Indonesia dan Rusia akan melanjutkan proses kerja sama beberapa proyek, seperti proyek rel kereta api sepanjang 203 kilometer di Kalimantan Timur dan proyek pembangunan pabrik pengolahan bauksit menjadi alumina di Kalimantan Barat.

Rabu, 14 Januari 2015

KOPASSUS TETAP MENANG WALAU DI DAERAH BERSALJU (KORSEL VS KOPASSUS)

 Latihan pasukan komando Korea Selatan mengundang decak kagum dunia. Pasukan ini berlatih di dalam sungai es yang membeku. Pasukan Batalyon 707 tersebut juga melakukan latihan serangan di tengah cuaca buruk dan hawa dingin yang sangat menusuk.

Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI AD rupanya rutin melakukan latihan dengan pasukan khusus Korea Selatan. Biasanya mereka berlatih bersama di Training Site 47-Kwangju. Sebuah area latihan untuk latihan antiteror dengan fasilitas sangat lengkap. Di sini ada sebuah pesawat Boeing 747, kereta api, bus, gedung perkantoran dan bank. Semuanya untuk latihan pembebasan sandera dan pertempuran jarak dekat.


TNI merasa perlu mengirimkan prajurit Kopassus berlatih di Korea Selatan. Meski jagoan perang hutan dan berasal dari daerah tropis, pasukan elite ini juga harus mampu bertempur di daerah bersalju dan wilayah ekstrem lainnya.

Pada awalnya pasukan Kopassus yang datang sempat kedinginan saat tiba di Korea Selatan. Namun dalam beberapa hari, mereka segera bisa menyesuaikan diri karena gemblengan dan fisik yang kuat.

Cuaca dingin tak lagi jadi halangan. Bahkan ketika ada latihan fisik berupa lomba lari menuju bukit dengan pasukan Korea, prajurit Kopassus bisa menang dan mencapai puncak lebih dulu. Hal ini membuktikan kemampuan Kopassus yang tinggi.

Kisah ini dimuat dalam buku Kopassus untuk Indonesia yang ditulis Iwan Santosa dan EA Natanegara dan diterbitkan R&W.

"Salah satu latihan yang unik dan berbahaya bagi Kopassus adalah terjun di permukaan salju yang mengeras. Jika tidak ada salju, tanahnya merupakan tanah lunak sehingga ketika mengeras tertutup salju timbul crack (rekahan) di permukaannya dengan pinggiran setajam pisau. Mendarat di permukaan seperti ini adalah hal baru untuk Kopassus. Sehingga untuk menghindari salah mendarat mereka harus berhati-hati sambil memilih permukaan salju," kata Letkol IGP Danny Karya yang pernah mengikuti latihan di bawah nol derajat celcius ini.


Selama latihan dengan Korea Selatan, ada juga aturan yang cukup unik. Yaitu keharusan mencari selongsong peluru setelah latihan menembak. Hal ini disebabkan Korea Selatan khawatir adanya penyelundupan amunisi ke Korea Utara.

Nah, mencari selongsong di salju mungkin mudah karena meninggalkan lubang. Tetapi berbeda jika berlatih di gedung-gedung atau perkantoran. Masalahnya, sebelum semua selongsong ditemukan, semua prajurit tak boleh pulang. Kadang usaha pencarian ini baru selesai lewat tengah malam.
"Untuk Korea Selatan yang kondisi politiknya mengharuskan mereka untuk waspada, memang merupakan tempat berlatih yang baik untuk menajamkan kemampuan prajurit Kopassus."

Sumber: merdeka.com