Minggu, 25 Desember 2016

Pesawat Tempur Generasi Kelima T-50 Rusia Akan Dapatkan Mesin Baru

Jet tempur T-50 mengudara selama kompetisi keterampilan penerbangan internasional Aviadarts 2016 di pusat pengujian Angkatan Udara Rusia Chauda di luar kota Feodosia. Sumber: Evgeny Biyatov / RIA Novosti

Perusahaan Rusia United Engine Corporation (UEC), bagian dari Rostec, telah sukses menyelesaikan sistem pengapian pertama pada pengerjaan tahap kedua mesin pesawat Sukhoi T-50 PAK FA (Prospective Airborne Complex of Frontline Aviation, ‘Kompleks Dirgantara Prospektif Aviasi Garis Depan’).

Selain mesin tersebut, perusahaan juga telah menyiapkan generator gas untuk melakukan pengujian mesin.

Mesin Apa yang Digunakan T-50 Saat Ini?

Saat ini, T-50 masih menggunakan mesin tahap pertama, yaitu Al-41 yang dimodernisasi.

Menurut Pavel Bulat, seorang pakar avionik sekaligus kepala Perusahaan Kupol Group, mesin tersebut serupa dengan mesin Su-27 dan Su-30, serta model lain dari seri tersebut, meski ini adalah versi yang lebih baru.

“Mesin untuk T-50 telah ditingkatkan secara signifikan dibanding model aslinya — mereka memiliki sistem kendali terbaru, kompresor, dan lain-lain. Namun, mesin itu masih ketinggalan dibanding konsep generasi kelima dan sangat terlihat di layar radar,” kata sang pakar.

Mesin baru, tahap kedua, merupakan salah satu yang paling canggih di dunia, terang Bulat. Berkat mesin ini, T-50 dapat berakselerasi menuju kecepatan supersonik tanpa menggunakan pembakaran lanjut(afterburner), dan mempertahankan kecepatan sepanjang penerbangan.

“Saya pikir kecepatannya akan mencapai Mach 1,6 atau sekitar 2.000 kilometer per jam, tergantung pada medan yang dilalui penerbangan tersebut. Mesin juga akan memperbaiki kemampuan siluman T-50 secara signifikan berkat penggunaan material komposit baru,’ terang Bulat.

Selain itu, para perancang berharap dapat menguji mesin baru pada jet tempur mereka 1,5 tahun dari sekarang. Mereka ingin mesin itu sudah digunakan secara menyeluruh pada 2020.

“Selain mesin, ada dua hal lain yang juga perlu dimodifikasi, yakni stasiun radar, dan mereka perlu mengeliminasi kekurangan dalam konsep kerangka udara, yang — di antara semua pesawat yang terbang saat ini — merupakan yang paling modern di dunia," terang sang analis.

Senjata Jet Tempur Terbaru

Meriam Berkaliber 30 Milimeter
Salah satu meriam yang paling ringan di kelasnya, yaitu meriam 9-A1-4071K dirancang untuk menyerang kendaraan lapis baja atau target lapis baja milik musuh. Dalam sekali penerbangan, pilot dapat melancarkan 150 tembakan dari senjata 30 milimeter ini.

Senjata baru ini merupakan modifikasi dari meriam pesawat single-barrel GSh-301 yang digunakan oleh pesawat tempur dan pengebom Rusia.

Bom Pesawat

PKe depannya, pesawat tempur generasi kelima juga akan menerima bom berdaya ledak tinggi dan bom thermobaric, kata CEO perusahaan “Techmash” Sergey Rusakov pada 22 September lalu.

Menurutnya, saat ini pemasangan bom berdaya ledak tinggi OFZAB-500 dan bom thermobaric ODAB-500PMB untuk PAK FA sedang dipertimbangkan. Keduanya pernah digunakan dalam operasi di Suriah oleh Rusia. Saat ini, hulu ledaknya sudah diproduksi untuk kemudian dilakukan uji coba.


Sesuai program persenjataan Rusia, Angkatan Bersenjata Rusia akan menerima 12 pesawat tempur T-50 sebelum akhir tahun ini. Sebuah kontrak pasokan pesawat generasi terbaru akan didiskusikan dengan Kementerian Pertahanan Rusia pada akhir 2016. Kemudian, Departemen Perang akan memutuskan berapa banyak pesawat yang dibutuhkan.


Sumber: RBTH INDONESIA

Pesawat Militer Rusia Menuju Suriah Jatuh


Sebuah pesawat militer Rusia yang mengangkut 91 orang jatuh ke Laut Hitam, menurut laporan media Rusia.

Pesawat tersebut menghilang dari radar 20 menit setelah lepas landas dari bandara Adler di resor Sochi pada 05:20 waktu setempat atau 09:20 WIB.

Kementerian pertahanan mengatakan bahwa ada 91 orang dalam pesawat Tu-154 tersebut, termasuk personel militer, anggota band musik militer, serta wartawan.

Laporan menyebut bahwa pesawat tersebut sedang terbang menuju provinsi Latakia di Suriah.

Tim penyelamat sudah menemukan puing-puing di Laut Hitam, menurut laporan kantor berita.

Juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia Igor Konashenkov mengatakan bahwa tentara, anggota and militer Alexandrov yang ternama dan sembilan reporter berada dalam pesawat tersebut.

Menurutnya, mereka sedang menuju Suriah untuk ikut serta dalam penampilan tahun baru bagi tentara Rusia yang dikirim ke Suriah.

Rusia - sekutu utama Presiden Suriah Bashar al-Assad - telah melakukan serangan udara pada apa yang mereka sebut 'kelompok teroris'.


Pesawat tersebut menghilang saat sedang bermanuver di atas perairan Rusia, tambah sumber yang dikutip oleh kementerian kedaruratan Rusia.

Sumber: BBC

Kamis, 08 Desember 2016

LANGKAH KONGKRIT INDONESIA TERHADAP ISU KEKERASAN OPRASI MILITER MYANMAR TERHADAP ETNIS ROHINGYA

Perbedaan sikap ditunjukan Indonesia menanggapi isu kekerasan etnis Rohingya di Myanmar. Indonesia memiliki cara tersendiri dibandingkan Malaysia yang menyerukan penghentian kekerasan dengan menggelar unjuk rasa belakangan ini. Sikap Indonesia seolah-olah diam terhadap isu ini. Sebuah koalisi masyarakat sipil di Indonesia mendesak Presiden Joko Widodo untuk menunjukkan simpati dan empatinya terkait diskriminasi dan kekerasan oleh militer terhadap warga Rohingya di Myanmar.

"Sejauh ini kita (pemerintah) diam saja, ini jadi tanda tanya besar, apakah kita tak mau tahu? Ketika demo kemarin Presiden perhatian, tetapi kenapa saat tetangga kita lagi bertaruh nyawa, kita tak berbuat apa-apa?" tutur juru bicara Koalisi Masyarakat Sipil Indonesia untuk Solidaritas Rohingya (SOLIDeR), Awigra, di kantor Lembaga Bantuan Hukum Jakarta, Senin (05/12).
Isu Rohingya kembali mencuat setelah pemerintah Myanmar melancarkan operasi militer di Negara Bagian Rakhine, karena kelompok militan Rohingya dituduh pemerintah Myanmar telah membunuh sembilan penjaga pos perbatasan di Maungdaw, Rakhine.

Berdasarkan laporan tim SOLIDeR di Myanmar, tercatat sekitar 1688 rumah warga Rohingya hancur dibakar dan 212 orang ditembak mati sementara 22 orang warga Rohingya dibakar. Peristiwa ini, menurut wartawan BBC di Bangladesh, Farhana Parvin, membuat banyak warga Rohingya melarikan diri ke Bangladesh.

Hubungan diplomasi

Meskipun begitu, pemerintah Indonesia menegaskan telah melakukan 'hubungan diplomasi' dengan Myanmar terkait dengan yang terjadi pada warga Rohingya sejak dua minggu lalu.

"Ada tujuh duta besar asing yang diperkenankan masuk ke Negara Bagian Rakhine dan Indonesia adalah satu-satunya negara ASEAN yang diizinkan. Kita lihat bagaimana keadaan sebenarnya," ungkap Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI, Arrmanatha Nasir, kepada BBC Indonesia, Senin (05/12).
Ribuan warga Rohingya memutuskan melakukan perjalanan laut 'berbahaya' untuk mencari kehidupan yang lebih baik.
Arrmanatha mengungkapkan meskipun tidak mau membela namun dari informasi tim di lapangan, dilaporkan 'ada kejadian yang benar, ada kejadian yang tidak benar'.

"Berita yang ada di luar sudah kemana-mana," kata Armanatha.
Dia mencontohkan publik hanya berfokus pada korban warga Rohingya, tetapi 'seakan melupakan' penyerangan yang sebelumnya dilakukan satu kelompok warga Rohingnya terhadap penjaga pos perbatasan namun jalur komunikasi Indonesia-Myanmar tetap dijalin.

"Komunikasi kita dengan mereka (Myanmar) tetap intensif. Dubes kita di Myanmar selalu berhubungan dengan mereka. Dubes mereka di sini juga sudah kita panggil."

Selain itu, Arrmanatha menegaskan pemerintah Indonesia juga telah menyampaikan penolakannya atas penggunaan militer untuk menyerang warga Rohingya.

"Ibu Menlu (Retno Marsudi) sudah bicara dengan Menteri Dalam Negeri (Myanmar) dan menyampaikan agar Myanmar bisa menegakkan stabilitas di Rakhine. Agar ada perlindungan dan pengormatan HAM atas semua masyarakat di Negara Bagian Rakhine, termasuk minoritas muslim diperhatikan. Agar perdamaian selalu menjadi syarat di Rakhine," ungkapnya.
Malaysia 'ditolak'

Hari Minggu (04/12) lalu sorotan publik ASEAN terhadap krisis Rohingya bertambah ketika Perdana Menteri Malaysia, Najib Abdul Razak, ikut dalam demonstrasi solidaritas Rohingya.

Aksinya tersebut mendapat kecaman, karena Najib sebagai pimpinan pemerintah dinilai seharusnya mengambil tindakan terhadap Myanmar, bukannya ikut berunjuk rasa.
PM Najib Abdul Razak diapit oleh Wakil PM Zahid Hamidi dan Presiden PAS Abdul Hadi Awang dalam protes mengecam perlakuan Myanmar terhadap Rohingya.
Kala itu Najib juga menyerukan kepada Presiden Indonesia Joko Widodo untuk berdiri bersama Malaysia menghadapi Myanmar dalam masalah Rohingya.

Namun, ajakan itu tampaknya 'tidak diterima' pemerintah Indonesia.

"Sekarang gini ya Mas, yang kita lihat itu hasilnya atau kita ingin teriak-teriak dari luar? Mana yang lebih efektif? Hasilnya kan," tutur Arrmanatha Nasir.
Ribuan warga Rohingya didesak untuk tinggal di pengungsian.
Dia mengklaim melalui pembicaraan langsung dengan Myanmar, sejumlah permintaan Indonesia dua minggu lalu terkait isu Rohingya sudah didengar. "Akses bantuan kemanusiaan contohnya, sudah dibuka oleh mereka."

"Namun, ini semua kan memang proses. Yang dibutuhkan sekarang adalah keterikatan kita dengan Myanmar, kita beri masukan, dengan harapan mereka mendengarkan kita. Kalau semua orang, semua negara memberikan tekanan, siapa yang dia dengarkan?" pungkas Arrmanatha.

Dari apa yang dilakukan Indonesia sepertinya lebih mengutamakan langkah-langkah kongkrit untuk membantu jangka pendek ataupun jangka panjang penyelesaian konflik Rohingya. Hal itu tentunya sangat bijaksana dibandingkan dengan melakukan unjuk rasa. Perbedaan sikap dengan Malaysia sepertinya juga dilator belakangi pengalaman Indonesia tentang konflik-konflik di dalam negri. Indonesia tentunya sangat memahami kompleksitas masalah konflik yang melibatkan pemerintah dengan warga sipil.

Sumber: BBC.COM

Kamis, 01 Desember 2016

Indonesia Berencana Akuisisi Helikopter MI 26


Sebuah kabar baik kembali muncul untuk TNI AD. Kabar baik ini adalah rencana akuisisi helicopter MI 26 Rusia. Delegasi dari kementrian pertahanan Indonesia sedang menddiskusikan kemungkinan ini dalam kunjungannya ke Rusia.

Hal tersebut diungkapkan HIS Jane pada tanggal 1 Desember 2016 berdasarkan sumber-sumber dari dalam kementrian pertahanan. Kabar tersebut dikuatkan dengan pernyataan salah seorang pejabat PT DI yang mengungkapkan catatan surat piutang atau perjanjian kerjasama dengan PT DI.

Dalam kunjungan kerjasama kementrian pertahanan ini juga membahas kerjama offset pertahanan, pengaturan transfer teknologi, dan bagaimanan PT DI dapat memperoleh manfaat dari akuisisi ini.


HIS Jane memahami hal tersebut juga Karena PT DI sedang diusulkan sebagai tempat fasilitas pemeliharaan, perbaikan dan overhaul untuk platform MI 26. Hal ini tentunya menunggu persetujuan penuh dari pemerintah Indonesia.

Kabar ini tentunya menimbulkan pertanyaan bagi kita, apakah kabar tentang akuisisi helikopter chinook dari Amerika batal? ataukah akan mengkolaborasikan keduanya? kita tunggu saja kabar berikutnya.